Kami sadar, bahwa memperbaiki diri adalah tugas yang tak pernah berhenti. Kami pun sangat mengerti, bahwa kami masih kurang di sana sini. Terimakasih buat segenap kopilovers yang terus memberi kami masukan untuk berbenah menjadi yang berbeda dari hari kemarin.

Launching Anomali Rindu
Sore nanti, 22/04 tepat pada pukul 16:00 WIB diDongengkopi & Indiebook akan digelar peluncuran buku terbitan Indie Book Corner. Bagi booklovers & kopilovers yang belum memiliki agenda kemana-mana bisa merapat di Gorongan. Ngopi sambil diskusi buku ;p
Sibuk Baca, Banyak Ngopi!

Kami sadar, tanpa ibu-ibu yang telaten memilah dan memilih biji yang tak layak, tidak ada kopi enak yang dapat disesap nikmat di meja kami. Bertepatan dengan hari Kartini, kami akan bagikan kopi gratis untuk para perempuan yang bertandang di Gorongan dari pukul 18.00 s.d 21.00 WIB

Kami menantimu menjadi bagian dari kawan kopilovers Dongeng Kopi
Grafik angka kunjungan Dongeng Kopi setiap hari melesak bak tumbuhan yang bertumbuh sepanjang waktu. Kami tak kuasa untuk melawan derasnya angka kunjungan mulai pagi pukul 08.00, memuncak di sore hingga malam hari. Agar tidak ada yang terlampaui dan tetap menjadi ruang ngopi yang seru, kami mengundang kawan-kawan yang memiliki ketertarikan mendalam di bidang kopi untuk bergabung bersama kami.


Jogja juga dikenal sebagai kota sejuta buku. Banyaknya penerbitan, banyaknya kampus dan mahasiswa, iklim akademik yang kental, menjadi wajar bila predikat tersebut tersemat. Mas Ade salah satu aktivis perbukuan, mengungkap bagaimana pertumbuhan penerbitan di Jogjakarta melalui bukunya Declare; Kamar Kerja Penerbit Jogja, dimana penerbit Indie mendominasi jumlah penerbitan di kota ini. Walaupun sempat surut, semangat Indie tidak luntur di dunia penerbitan Jogja. Indie Book Corner, dan beberapa lainnya cukup bertahan bahkan lebih setengah dekade. Penerbit Oak, salah satu penerbitan yang fokus di karya-karya sastra dunia, sabtu esok genap berusia satu tahun. Bersama dengan usianya yang bertambah, Oak mengundang, segenap booklovers dan kopilovers untuk merayakan satu tahun Oak bersama dengan launching & bedah buku "Bagaimana si Miskin Mati" dengan menghadirkan: Zen RS, Irwan Bajang & Sisir Tanah di Dongeng Kopi Jogja, 16/04/2016 pukul 19.00 WIB s.d selesai.
Berbagi cerita, hal yang paling menyenangkan bagi siapa saja tentunya. Tentang pengalaman yang menyenangkan, tentang sesuatu yang menakjubkan, atau soal perasaan yang bergairah, kebahagiaan yang tiba-tiba mendekap, atau kegembiraan yang tiba-tiba hinggap. Kita pasti ingin membagikan cerita tersebut kepada orang-orang terdekat. Kepada teman, kepada kawan, saudara, kolega, dan handai taulan. April ini kami sedang ingin membagikan kopi kepada para dalang, tukang cerita, yang gemar berbagi kabar tentang apa saja yang ada di Gorongan. Melalui berbagai saluran yang ada, kopilover bisa berbagi cerita semua yang dirasakan dilihat, dan didapatkan kala bertandang ke Dongengkopi & Indiebook. Apakah melalui Facebook Blogger WordPress.com Twitter Path GooglePlus Instagram dan berbagai media lain yang ada, semuanya langsung mendapatkan kopi secara cuma cuma varian single origin dari berbagai pelosok negri. Macam-macam yang bisa kopilovers dapatkan mulai dari 50 gr sampai lengkap dengan paket alat seduh tergantung seberapa senang mimin kepada konten yang kopilovers bikin. Semuanya bisa ditautkan di saluran social media Kedai Dongeng Kopi agar bisa segera mimin ketahui.


Setiap Selasa, melalui tema espresso & tarot kami akan menyambutmu dengan riang gembira di Gorongan. Bila bicara soal espresso kamu bisa menjumpai Lukas, bicara tarot kamu bisa berbincang dengan Citra melalui kartu-kartunya. Berikut perkenalan Citra melalui pojok obrolan kartu yang ia namai Eli Corner yang kemarin dikirim melalui surel kepada mimin;







Di pojokan yang tenang dan hangat ini, kamu akan bertemu dengan saya, Citra - perempuan berambut sebahu yang selalu membawa kartu tarot dan oraclenya kemana - mana. Saya adalah seorang penikmat dan pengamat hidup yang selalu berkeinginan untuk menemukan dan merasakan cinta dimana - mana dengan cara apapun, salah satunya melalui media interpretasi kartu. 
Mendengar kata tarot, banyak orang akan langsung terbayang soal meramal nasib dan peruntungan. Jika ada pembicaraan yang menyinggung soal peran saya sebagai penerjemah kartu, berbagai tanggapanpun bermunculan. Mulai dari pertanyaan - pertanyaan penasaran, ketertarikan untuk dibacakan sampai komentar "Ih nggak mau diramal ah, serem" atau "masa depan gue nggak ditentukan sama kartu". *Dalam hati saya, "Siapa juga yang mau bacain lu"
Sebenernya, baca kartu itu bukan melulu soal meramal kok. Kalo di Eli Corner sendiri, kartu itu layaknya seorang teman yang asik untuk diajak ngobrol dan diskusi tentang berbagai hal. Teman yang mendengar suara hatimu yang terdalam, teman yang mengetahui bagaimana cara memperlakukanmu dengan baik. Untuk kebaikan dan perkembangan dirimu sendiri.
Bagaimanapun, kadang hasil obrolan di Eli Corner bisa mengarah ke hal - hal yang bersifat prediksi karena Ia memang cerdas dalam membaca pola kehidupan dari tiap individu yang dibacakan. Tapi hal itu bukanlah sesuatu yang mutlak karena hasil bacaan yang tersampaikan sangat dipengaruhi oleh energi dari si pembaca dan yang dibacakan pada saat itu.
Layaknya sebuah interaksi, sesi pembacaan kartu sangat dipengaruhi oleh rasa nyaman dan kepercayaan yang dibangun dari kedua pihak. Jangan terlalu berharap untuk mendapatkan suatu sesi yang menyenangkan jika kamu sendiri tidak ingin membuka diri. Di manapun, hubungan yang baik dilandasi oleh rasa percaya bukan?
Mau dibacain dong....
- Untuk newbie yang belum pernah tapi tertarik untuk dibacakan kartu, yakinlah pada perasaan tertarikmu. Itu adalah intuisimu yang mengarahkanmu untuk menjelajahi gambar - gambar di kartu saya. Layaknya anak kecil, beranilah untuk masuk dan caritau. Buang jauh - jauh pemikiran yang mengatakan "tapi takut". Kalo takut, silakan berikan kesempatan untuk orang lain yang memang berani untuk selalu mencoba. 
- Untuk yang sudah pernah mencoba sesi tarot dengan pembaca lain, buang juga standarisasi dalam interpretasi. Tiap pembaca mempunyai pemahaman yang berbeda tentang kehidupan. Hormati perspektif tiap individu layaknya perspektifmu ingin dihormati.
- Buka pikiran dan percaya bahwa apa yang akan didengarkan adalah pesan yang memang ingin disampaikan oleh Semesta untukmu :)
Jika tertarik untuk mojok bareng saya, yuk dateng ke Dongeng Kopi, setiap hari Selasa jam 7 malam.
Warmest Regards,
Citra Kirana
0878 8111 0877


Sesi cupping adalah sesi yang paling sering kami lakukan di DKJ, begitu kopi datang dan selesai panggang. Kami biasanya melakukan secara tentatif dan tidak terjadwal. Pokoknya kalau kopi baru tiba dari kebun, selesai sangrai lantas jejer gelas, pecah biji menjadi bubuk, lalu tuang air panas. Para barista menyesap, beberapa pelanggan terlibat. Saling mencatat, saling berkomentar dan diskusi tentang kopi dengan indikasi geografis tertentu, tentang rasa yang ditangkap, aroma yang dirasa, dan saling memberi skor, selesai. Baca: (Cupping Ketika Lidah Mendata Rasa)http://dongengkopi.blogspot.co.id/…/cupping-ketika-lidah-me…
April ini, kami berkeinginan untuk mengajak segenap pelanggan lebih dalam menyelami kopi melalui sesi cecap kopi sama-sama yang kami namakan CAPING (coba cupping). Rencananya, agenda ini kami rutinkan tiap Rabu, dimana barista kami akan menyambangi meja yang anda tempati bersama segenap teman-teman anda, mengajak untuk mencicip kopi, hingga memberi skor serta memberikan catatan kecil atas beberapa kopi yang kami pilih secara acak.

Dua duanya tidak bisa dilepaskan dari kota Milan, satu kota penting di Italia. Tarot muncul lebih awal, di abad 15, sementara Espresso muncul lima abad setelahnya, yakni di awal abad 20, tepatnya pada tahun 1901. Bila tarot ada keluarga Visconti sebagai pencipta desain kartu tarot, maka espresso ada Luigi Bazzera sebagai tokoh pencipta mesin espresso.
Tarot sebelumnya dikenal dengan sebutan carde da trionfi, atau kartu kejayaan, sementara espresso dikenal sebagai kopi yang disajikan secara cepat, mengingat kebutuhan asupan kafein yang cukup tinggi setiap hari.

Bila kamu ingin melihat bagaimana tarot dimainkan, dan espresso disajikan, kamu bisa bertandang di Dongeng Kopi & Indie Book pada hari Selasa di tiap pekan setelah matari menepi, dan jingga berganti.


"Ya, musik, bagi saya sendiri dapat berfungsi sebagai pengendali mood. Orang yang sedang kesal, datang ke kafe, tiba-tiba diperdengarkan musik Grunge dari Nirvana dengan distorsi gitar overdrive, akan membuat si pengunjung menghabiskan kopinya segera dan bergegas pulang, mungkin mencari suasana lebih tenang. Dan orang hatinya sedang berbunga-bunga hatinya semakin “melambai” ketika mendengar musik yang pas di hati seraya menikmati Latte maupun Cappuccino." 
Lebih lanjut baca