Cerita secangkir kopi, tidak hanya berhenti di tangan barista. Ada pundak kokoh petani yang mengusung hasil petik merah di kebun, ada perawatan yang tak pernah putus di kebun pada lereng gunung, juga jemari lentik ibu-ibu yang melakukan sortasi sebelum kemudian masuk di proses pengolahan pasca panen. Ada jalur yang tidak pendek dari proses biji kopi yang mustinya dipahami oleh kita semua agar kita bisa menghargai secangkir kopi yang ada di meja kita.
Kualitas kopi, 60% ditentukan di kebun, 30% di proses roasting, dan hanya 10% ditentukan kemampuan barista.
Kisah ini tidak pendek untuk diceritakan dalam satu kali kala bertandang diDongeng Kopi. Sebagai kedai yang terintegrasi dari kebun hingga konsumen akhir, kami terus berbenah untuk bisa menyajikan cerita tersebut. Salah satunya dengan menghadirkan ragam visual dalam tabel, peta dan infografik soal kopi. Termasuk sejarah kopi bagaimana ditemukan dan persebarannya di seluruh dunia. Sebagai lanjutan operasi khusus sadap musang, dengan penuh tekad mengamalkan dasa darma pramuka serta melestarikan sila ketiga pancasila butir kegotongroyongan, kami bahu membahu merangkai pigura dari sisa kayu saat rekonstruksi ruang sayap selatan. Terdapat 22 pigura yang berhasil kami cetak guna melengkapi ruang belakang yang kami dedikasikan sebagai ruang baca. Harapan kami, kopilovers bisa mengunduh pengetahuan mengenai bean to cup, berikut asal muasal, cita rasa kopi yang terkandung, sampai pertumbuhan tingkat konsumsi selain dari percakapan yang mengalir melalui barista.
Karena kami sadar, saat jam ramai, perbincangan mengenai kopi harus terhenti oleh tumpukan pesanan yang harus lekas dikerjakan

Pada sayap Selatan, selama enam hari, kami segenap pasukan Dongeng Kopi menyusun, menyulap, dan mengeksekusi tempat yang semula mangkrak tidak digunakan. Berbekal kemampuan pas-pasan dari kami semua, kami macak menjadi peleton Batalyon Zeni Tempur yang memiliki tugas pokok menyelenggarakan kostruksi dan destruksi guna memperbesar daya gerak sendiri. Menyusun tembok, memasah kayu, mengecat, ndandakne wesi biar jadi planggrangan kayu, ngamplasi kursi dayoh yang kami buru hingga Tepus, juga mencari kayu bekas kunci kontainer yang biasa bersemayam di pelabuhan. Semua dilakukan secara cepat, kilat dengan operasi khusus bersandi 'Sadap Musang'.
Semua itu dilakukan untuk kepentingan perluasan front, guna mengakomodir kepentingan publik agar massa penikmat kopi dapat meningkatkan aktivitasnya, mendidik dirinya sendiri dan menjadi kekuatan yang besar dan sadar melalui berbagai kelas-kelas yang digelar secara swadaya, maupun secara kolektif. Mengingat, selama ini beberapa ruang yang ada di Dongengkopi & Indiebook masih kurang kondusif kala lalu lalang gadis-gadis menawan mengalihkan perhatian para peserta kelas diskusi.

Selain beberapa hal diatas, juga masukan dari kopilovers yang ingin menggelar meeting terbatas yang kualitatif. Kami rasa, ruang ini juga cukup cocok untuk dipakai FGD teman-teman penggiat LSM, Organisasi mahasiswa, dan kelompok minat bakat menggelar 'meet up'. Setidaknya bulan ini akan diawali dengan Irwan Bajang bersama Indie Book Corner yang akan menggelar Independent School. Kelas menulis gratis yang berhasil menghantarkannya ke Kick Andy Show 

Dirgahayu kemerdekaan RI, Jayalah Indonesia, Jayalah Nusantara. Tujuh dekade berlalu semenjak proklamasi pertama kali dibacakan oleh dwi tunggal Sukarno-Hatta. Serta sembilan tahun sudah peringatan hari kopi nasional dirayakan semenjak tahun 2006. Dongengkopi & Indiebook menggelar blind test competition untuk para customer dan barista yang berhadiah uang tunai dan bingkisan menarik untuk merayakan dua hari penting tersebut. Selain itu, kami juga membagi single original tjoema-tjoema bagi setiap kopilovers yang jajan sampai dengan angka tujuh puluh ribu rupiah. Berlaku sampai dengan hari Rabu nanti.
Ayo Ngopi!
Ayo Kerja!






kami selalu percaya, bahwa setiap sudut yang ada di Dongengkopi & Indiebook menyimpan banyak cerita. Entah tentang pertemuan kecil, entah soal percakapan riuh dan lalu lalang silih berganti. Semua punya cerita tersendiri. Apakah perjumpaan dengan kawan lama yang direncanakan, atau pertemuan tidak sengaja dari seorang mantan yang sangat tidak diinginkan. Ruang ini merekam semua hal yang terjadi setiap hari. Dari pukul delapan pagi hingga di penghujung fajar pagi. Lalu ruang mana yang paling kamu suka kopilovers?

Sebentar lagi kami akan menambah ruang baru yang akan lebih mendukung percakapan kualitatif, dan kelas-kelas yang produktif. Nantikan nanti di tepat hari kopi nasional yang berbarengan dengan hari kemerdekaan Indonesia. Nanti, di tanggal tujuh belas Agustus...






Sudah satu minggu mesin orchestrale etnica terpampang di ruang tengah kami. Banyak dari pengunjung Dongeng Kopi yang penasaran seperti apa kinerja mesin besutan dari Italia ini. Petang nanti sudah bisa dijajal bila kamu merapat di Gorongan.
Lalu kemana Nouva Simonelli yang biasa hadir untuk pesanan cangkirmu?
Doski rupanya gantian nangkring di ruang tengah. Siang ini kyai Mussama menjamasi simonelli agar doski gak rembes.

Oh iya nanti malam ada diskusi #‎hyperbola dari kawan-kawan Toko Fandom Sirajudin Hasbi. Jadi, kalau ke Gorongan bisa sekalian ikutan ngobrol seru tentang balbalan Endonesa yang lagi menarik untuk diperbincangkan.
Bripda Yovita dari NMTC POLRI sudah menjajal bar kami untuk belajar latte art. Katanya akan mengajak briptu dara dan briptu eka sekalian, untuk kunjungan berikutnya wink emotikon ‪#‎stopkopisobek‬ ‪#‎cafe‬ ‪#‎coffeeshop‬ ‪#‎jogjakopi‬‪#‎makanjogja‬ ‪#‎coffee‬ ‪#‎jogjakarta‬


Dongeng Kopi bermula sebagai wadah muara dari kata kata yang menguap, lalu tertangkap pada secangkir kopi yang tandas disesap. Dari social media di medio Oktober 2012 dongeng kopi menyaji cerita saban hari untuk penggelut lini masa. Semuanya dari, oleh dan untuk para pengguna jejaring social media twitter khususnya. Tercatat ratusan mention mampir, singgah untuk berbagi cerita dan berbagi inspirasi. Mengambil tagline “Muarakan air kata-katamu dari sesap kopimu” dongeng kopi menjelma menjadi akun sosial media yang menyaji cerita soal kopi.
Bergulirnya waktu, beberapa netizen mengusulkan untuk membuat wadah kopi darat. Sehingga perjalanan dongeng kopi menjelma dari kopi maya ke kopi darat.
Sebelumnya Dongeng Kopi berlokasi di Jl. Kyai Mojo no 64, satu tempat di barat Tugu Jogja yang berhimpit bersama BRI unit Pingit dan Gold Finger Massage & Spa. Satu tempat yang hanya muat sedikit, dan sempit, dan harus berebut tempat parkir dengan kiri kanan.
Awal tahun 2015, kami putuskan untuk berpindah ke tempat yang lebih luas dan berbagi ruang bersama Indie Book Corner. Bukan tanpa sebab, kami bersinergi bersama IBC. Lantaran kami mempunyai satu visi bersama yakni nguri-uri komunitas, dan sama-sama punya mimpi punya ruang edukasi yang seru untuk bikin berbagai kelas.
Maka terpilihlah tempat di Wahid Hasyim no. 3 Gorongan. Oktober nanti dongeng kopi akan masuk pada tahun ketiga. Sudah banyak cerita yang kita rakit bersama. Sebagian foto ini adalah berbagai gambar yang terekam antara Kyai Mojo dan Wahid Hasyim.

“Kami ingin semua orang bisa berbagi kebahagiaan. Berbagi kebahagiaan yang paling sederhana salah satunya adalah bisa menyajikan kopi yang layak, kopi yang baik. Serta bisa bercerita mengenai kopi dari berbagai sudut pandang. Mulai dari sejarah, kebudayaan, proses tanam, produksi, distribusi hingga hadir ke tengah tengah meja para pelanggan”.